Senin, 30 November 2015

HORMON - HORMON YANG BEKERJA PADA IBU HAMIL


NAMA MEMO LUKITO
PROGRAM STUDI PSIK STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG
MATA KULIAH : SISTEM REPRODUKSI
 
HORMON – HORMON YANG BEKERJA PADA IBU HAMIL

BHCG (Beta Human Corionic Gonadotropin)


Menjadi indikator untuk dideteksi oleh alat tes kehamilan melalui air seni. Itulah mengapa, pada awal kehamilan, kebanyakan alat tes kehamilan akan mendeteksi adanya peningkatan kadar hormon HCG dalam urine. Dengan demikian, alat tes kehamilan akan mengindikasikan terjadinya kehamilan atau kebanyakan orang menyatakan bahwa hasil tesnya positif.
Mempertahankan kehamilan sehingga janin bisa menempel dalam rahim ibu. Dengan berkembangnya kehamilan dan mulai terbentuknya plasenta, terutama pada usia kehamilan 14-16 minggu, plasenta mulai mengambil alih fungsi BHCG dengan menghasilkan hormon progesteron.
Dampak :
Kadar BHCG yang tinggi dalam darah menyebakan mual muntah (morning sickness) Inilah yang menjadi penyebab ibu hamil muda mengalami mual-mual di pagi hari atau saat-saat tertentu. Pada masa ini, biasanya ibu hamil akan mengalami penurunan nafsu makan..
Kadar BHCG yang kurang pada masa awal kehamilan dapat membahayakan janin. Biasanya akan menyebabkan terjadinya vlek-vlek, bahkan bisa menyebabkan keguguran.
Hormon Progesteron
 
Kadar hormon progesteron pada tubuh ibu akan semakin tinggi seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.
Fungsi :
Sama dengan BHCG, yakni mempertahankan kehamilan layaknya penguat.
Menghindari kontraksi atau pengerutan otot-otot rahim yang dikhawatirkan menyebabkan persalinan dini.
Menyiapkan payudara untuk menyusui setelah persalinan kelak.
Dampak :
Kadar hormon progesteron yang kurang pada trimester awal dan kedua dapat menimbulkan keluhan pecahnya ketuban atau terjadinya kontraksi sebelum waktunya bersalin. Akibatnya, dapat menyebabkan terjadinya kelahiran prematur.
Dapat mengembangkan pembuluh darah sehingga menurunkan tekanan darah. Itulah mengapa, ibu sering pusing saat hamil.
Menyebabkan otot-otot menjadi lemas, terutama otot saluran pencernaan ibu, yang mengakibatkan timbul keluhan, seperti : mual muntah, perasaan begah, dan susah buang air besar.
Mempengaruhi perasaan dan suasana hati ibu, meningkatkan suhu tubuh, meningkatkan pernapasan, mual dan menurunnya gairah berhubungan intim selama hamil.
Hormon Estrogen  
Dihasilkan oleh  korpus luteum yang ada di dalam 
indung telur dan plasenta yang terbentuk 
beberapa minggu setelah terjadinya pembuahan.  
Manfaat:
Membesarkan puting payudara sehingga ibu mudah untuk menyusui  si buah hati.
Merangsang pertumbuhan kelenjar susu.
Menguatkan dinding rahim yang bermanfaat untuk mengatasi kontraksi saat bersalin.
Melunakkan jaringan-jaringan tubuh.
Mengontrol pelepasan LH dan FSH. 
Dampak :
Dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh sehingga mengakibatkan terjadinya penimbunan cairan yang menyebabkan pembengkakan.
Dengan peningkatan hormon ini, ibu hamil sering merasa sakit punggung, dapat juga menyebabkan varises.
HPL (Human Placental Lactogen)
Hormon yang dihasilkan oleh plasenta ini merupakan hormon protein.
Fungsi :
Merangsang pertumbuhan janin menjadi lebih baik.
Menyebabkan perubahan dalam metabolisme tubuh khususnya karbohidrat dan lemak .
Berperan penting dalam produksi ASI.
Dampak :
Memberikan perubahan terhadap payudara berupa pembesaran pada payudara serta membuat rasa ngilu dan sakit pada puting jika disentuh.
Kadar HPL yang rendah mengindikasikan plasenta yang tidak berfungsi dengan baik.
Prostaglandin

Produksinya meningkat pada akhir kehamilan sehingga memudahkan ibu melalui persalinan. Dihasilkan oleh rahim.
Fungsi :
Setelah hormon progesteron menurun, maka tubuh menyiapkan hormon prostaglandin untuk membantu dalam proses kontraksi uterus. 
Dampak :
Berkurangnya hormon prostaglandin dapat menyebabkan kehamilan lewat waktu. 
Oksitosin

Hormon ini timbul akibat meningkatnya hormon prostaglandin. Kadar oksitosin secara bertahap meningkat pada saat proses persalinan dan mencapai puncaknya pada saat persalinan.
Fungsi :
Fungsi hormon ini sama dengan hormon prostaglandin Sebagai pencetus kontraksi. Hormon ini bekerja untuk memaksa rahim agar berkontraksi sehingga terjadi persalinan.
Menumbuhkan rasa cinta ibu terhadap bayinya.
Membantu proses persalinan.
Membantu produksi ASI setelah persalinan.
Dampak :
Seperti halnya hormon prostaglandin, berkurangnya hormon oksitosin dalam tubuh dapat menyebabkan kehamilan lewat waktu. Akibatnya, ibu membutuhkan suntikan induksi dengan obat-obatan perangsang hormon untuk mempermudah persalinan.
MSH (Melanocyte Stimulating Hormone)

Fungsi :
Merangsang terjadinya pigmentasi pada kulit.
Dampak :
Menggelapkan warna puting susu dan daerah di sekitarnya.
Pigmentasi kecokelatan pada wajah, bagian perut, dan garis dari pusar ke simpisis (linea nigra) Dan umumnya efek dari hormon-hormon tersebut beberapa akan segera hilang begitu ibu melahirkan.
 
HCS (Human Chronic Somatomammotropin)

Hormon yang meningkat secara progresif selama masa kehamilan ini adalah merupakan hormon plasenta
Fungsi
Memberi nutrisi ibu hamil dan janin
Sebagai hormon pertumbuhan.
Dampak
Penurunan glukosa
Menyediakan sumber energi pengganti untuk metabolisme ibu hamil.
  Hormon Prolaktin 
 
Diproduksi di dalam kelenjar pituitari.
Manfaat:
Untuk meningkatkan jumlah sel penghasil ASI, sehingga payudara dapat memproduksi ASI dengan optimal. Kebutuhan bayi akan ASI pun tercukupi. 
Hormon kortisol

Dihasilkan di dalam kelenjar adrenalin.
Fungsi:
Membantu janin agar mampu mengambil dan memanfaatkan nutrisi yang ada di dalam aliran darah untuk perkembangan tubuhnya.
Dampak:
Berperan dalam emosi ibu. Boleh jadi ibu lebih tertekan atau mudah marah.
Hormon Testosteron

Ini adalah hormon yang menimbulkan ciri fisik dan sifat kelaki-lakian. Hormon ini biasanya muncul atau meningkat jika ibu mengandung janin laki-laki.
Fungsi:
Membantu pertumbuhan kelelakian janin.
Dampak:
Biasanya timbul jerawat pada wajah ibu, kulit agak menghitam, muncul kumis tipis.
Hormon Endorfin

Selama hamil produksinya meningkat kemudian memuncak menjelang dan saat persalinan, sehingga ibu merasa tenang saat bersalin.
Fungsi :
Memberikan rasa tenang dan menghilangkan rasa sakit.
Hormon relaksin 

Dihasilkan di dalam ovarium atau indung telur.
Fungsi :
Membantu merangsang relaksasi otot panggul selama kehamilan dan persalinan. Ketika siap bersalin hormon ini akan melemaskan otot-otot mulut rahim untuk mendukung kelancaran persalinan.
Hormon tiroksin 

Dihasilkan di dalam kelenjar tiroid.
Fungsi:
Membantu pembentukan dan perkembangan sistem saraf pusat janin.
Meningkatkan konsumsi oksigen janin.
Membantu janin agar mampu memetabolisme protein dan karbohidrat.
Hormon Erotropoeitin

Dihasilkan oleh ginjal.
Fungsi:
Menjaga kelancaran produksi sumsum tulang janin serta sel-sel darah merah.