NAMA MEMO LUKITO
PROGRAM STUDI PSIK STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG
MATA KULIAH : SISTEM REPRODUKSI
HORMON – HORMON YANG BEKERJA PADA IBU HAMIL
BHCG (Beta Human Corionic Gonadotropin)
•Menjadi
indikator untuk dideteksi oleh alat tes kehamilan melalui air seni. Itulah
mengapa, pada awal kehamilan, kebanyakan alat tes kehamilan akan mendeteksi
adanya peningkatan kadar hormon HCG dalam urine. Dengan demikian, alat tes
kehamilan akan mengindikasikan terjadinya kehamilan atau kebanyakan orang
menyatakan bahwa hasil tesnya positif.
•Mempertahankan
kehamilan sehingga janin bisa menempel dalam rahim ibu. Dengan berkembangnya
kehamilan dan mulai terbentuknya plasenta, terutama pada usia kehamilan 14-16
minggu, plasenta mulai mengambil alih fungsi BHCG dengan menghasilkan hormon
progesteron.
Dampak
:
•Kadar
BHCG yang tinggi dalam darah menyebakan mual muntah (morning sickness)
Inilah yang menjadi penyebab ibu hamil muda mengalami mual-mual di pagi hari
atau saat-saat tertentu. Pada masa ini, biasanya ibu hamil akan mengalami
penurunan nafsu makan..
•Kadar
BHCG yang kurang pada masa awal kehamilan dapat membahayakan janin. Biasanya
akan menyebabkan terjadinya vlek-vlek, bahkan bisa menyebabkan keguguran.
Hormon
Progesteron
Kadar
hormon progesteron pada tubuh ibu akan semakin tinggi seiring dengan
bertambahnya usia kehamilan.
Fungsi
:
•Sama
dengan BHCG, yakni mempertahankan kehamilan layaknya penguat.
•Menghindari
kontraksi atau pengerutan otot-otot rahim yang dikhawatirkan menyebabkan
persalinan dini.
•Menyiapkan
payudara untuk menyusui setelah
persalinan kelak.
Dampak
:
•Kadar
hormon progesteron yang kurang pada trimester awal dan kedua dapat menimbulkan
keluhan pecahnya ketuban atau terjadinya kontraksi sebelum waktunya bersalin.
Akibatnya, dapat menyebabkan terjadinya kelahiran prematur.
•Dapat
mengembangkan pembuluh darah sehingga menurunkan tekanan darah. Itulah mengapa,
ibu sering pusing saat hamil.
•Menyebabkan
otot-otot menjadi lemas, terutama otot saluran pencernaan ibu, yang
mengakibatkan timbul keluhan, seperti : mual muntah, perasaan begah, dan susah
buang air besar.
•Mempengaruhi
perasaan dan suasana hati ibu, meningkatkan suhu tubuh, meningkatkan
pernapasan, mual dan menurunnya gairah berhubungan intim selama hamil.
Hormon
Estrogen
Dihasilkan
oleh korpus luteum yang ada di dalam
indung telur dan plasenta yang
terbentuk
beberapa minggu setelah terjadinya pembuahan.
Manfaat:
•Membesarkan
puting payudara sehingga ibu
mudah untuk menyusui si buah hati.
•Merangsang
pertumbuhan kelenjar susu.
•Menguatkan
dinding rahim yang bermanfaat
untuk mengatasi kontraksi saat bersalin.
•Melunakkan
jaringan-jaringan tubuh.
•Mengontrol
pelepasan LH dan FSH.
Dampak
:
•Dapat
mengganggu keseimbangan cairan tubuh sehingga mengakibatkan terjadinya
penimbunan cairan yang menyebabkan pembengkakan.
•Dengan
peningkatan hormon ini, ibu hamil sering merasa sakit punggung, dapat juga
menyebabkan varises.
HPL
(Human Placental Lactogen)
Hormon
Prolaktin
Hormon
yang dihasilkan oleh plasenta ini merupakan hormon protein.
Fungsi
:
•Merangsang
pertumbuhan janin
menjadi lebih baik.
•Menyebabkan
perubahan dalam metabolisme tubuh
khususnya karbohidrat dan lemak .
•Berperan
penting dalam produksi ASI.
Dampak
:
•Memberikan
perubahan terhadap payudara berupa pembesaran pada payudara serta membuat rasa
ngilu dan sakit pada puting jika disentuh.
•Kadar
HPL yang rendah mengindikasikan plasenta yang tidak berfungsi dengan baik.
Prostaglandin
Produksinya
meningkat pada akhir kehamilan
sehingga memudahkan ibu melalui persalinan. Dihasilkan
oleh rahim.
Fungsi
:
•Setelah
hormon progesteron menurun, maka tubuh menyiapkan hormon prostaglandin untuk
membantu dalam proses kontraksi
uterus.
Dampak
:
•Berkurangnya
hormon prostaglandin dapat menyebabkan kehamilan lewat waktu.
Oksitosin
Hormon
ini timbul akibat meningkatnya hormon prostaglandin. Kadar oksitosin secara
bertahap meningkat pada saat proses persalinan dan mencapai puncaknya pada saat
persalinan.
Fungsi
:
•Fungsi
hormon ini sama dengan hormon prostaglandin Sebagai pencetus
kontraksi. Hormon ini bekerja untuk memaksa rahim agar berkontraksi sehingga
terjadi persalinan.
•Menumbuhkan
rasa cinta ibu terhadap bayinya.
•Membantu
proses persalinan.
•Membantu
produksi ASI setelah persalinan.
Dampak
:
•Seperti
halnya hormon prostaglandin, berkurangnya hormon oksitosin dalam tubuh dapat
menyebabkan kehamilan lewat waktu. Akibatnya, ibu membutuhkan
suntikan induksi
dengan obat-obatan perangsang hormon untuk mempermudah persalinan.
MSH
(Melanocyte Stimulating Hormone)
Fungsi
:
•Merangsang
terjadinya pigmentasi pada kulit.
Dampak
:
•Menggelapkan
warna puting susu dan daerah
di sekitarnya.
•Pigmentasi
kecokelatan pada wajah, bagian perut, dan garis dari pusar ke simpisis (linea
nigra)
Dan umumnya efek dari hormon-hormon tersebut beberapa akan segera hilang begitu
ibu melahirkan.
HCS
(Human Chronic Somatomammotropin)
Hormon
yang meningkat secara progresif selama masa kehamilan ini adalah merupakan
hormon plasenta
Fungsi
•Memberi
nutrisi ibu hamil dan janin
•Sebagai
hormon pertumbuhan.
Dampak
•Penurunan
glukosa
•Menyediakan
sumber energi pengganti untuk
metabolisme ibu hamil.
Diproduksi
di dalam kelenjar pituitari.
Manfaat:
•Untuk
meningkatkan jumlah sel penghasil ASI, sehingga payudara dapat memproduksi ASI
dengan optimal. Kebutuhan bayi akan ASI pun tercukupi.
Hormon
kortisol
Dihasilkan
di dalam kelenjar adrenalin.
Fungsi:
•Membantu
janin agar mampu mengambil dan memanfaatkan nutrisi yang ada di dalam aliran
darah untuk perkembangan tubuhnya.
Dampak:
•Berperan
dalam emosi ibu. Boleh jadi ibu lebih tertekan atau mudah marah.
Hormon
Testosteron
Ini
adalah hormon yang menimbulkan ciri fisik dan sifat kelaki-lakian. Hormon ini
biasanya muncul atau meningkat jika ibu mengandung janin laki-laki.
Fungsi:
•Membantu
pertumbuhan kelelakian janin.
Dampak:
•Biasanya
timbul jerawat pada wajah ibu, kulit agak menghitam, muncul kumis tipis.
Hormon
Endorfin
Selama
hamil produksinya meningkat kemudian memuncak menjelang dan saat persalinan,
sehingga ibu merasa tenang saat bersalin.
Fungsi
:
•Memberikan
rasa tenang dan menghilangkan rasa sakit.
Hormon
relaksin
Dihasilkan
di dalam ovarium atau indung telur.
Fungsi
:
•Membantu
merangsang relaksasi otot panggul selama kehamilan dan persalinan. Ketika siap
bersalin hormon ini akan melemaskan otot-otot mulut rahim untuk mendukung
kelancaran persalinan.
Hormon
tiroksin
Dihasilkan
di dalam kelenjar tiroid.
Fungsi:
•
Membantu pembentukan dan
perkembangan sistem saraf pusat janin.
•Meningkatkan
konsumsi oksigen janin.
•Membantu
janin agar mampu memetabolisme
protein dan karbohidrat.
Hormon
Erotropoeitin
Dihasilkan
oleh ginjal.
Fungsi:
•Menjaga
kelancaran produksi sumsum tulang janin serta sel-sel darah merah.